Tuesday, January 1, 2013


TUGAS OSEANOGRAFI
(RESUMAN MATERI SEJARAH OSEANOGRAFI INDONESIA DAN MATERI INSTRUMENTASI)

Oleh :

                                            Nurul Mutmainnah         / 115080100111058
                                            Maftuhatul Lu’lu’i          / 115080100111080
                                            Riskha Wahyuningtyas  / 115080113111008
                                            Ridho Mustika               / 115080100111020
                                            Fitriyah Kumalasari       / 115080100111085





MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012

Masa lalu, Sekarang, dan Masa depan Oseanografi Indonesia
            Sejarah meupakan kenangan, cerita, kejadian, yang meninggalkan begitu banyak pelajaran bagi tiap individu di masa depan. Dari sejarah segala sesuatu dapat kita ketahui, baik dari segi positif maupun negatifnya, dimana dari segi positifnya sejarah kita dapat meningkatkan kualitas untuk mendapatkan hal-hal positif lainnya yang lebih banyak, sedangkan sisi negatif sejarah juga dapat menajdi pelajaran bagi generasi kedepan yang merupakan tonggak perbaikan dan kemajuan sehingga dari sejarah yang negatif kita dapat dan mampu meciptakan hal-hal positif yang lebih kuat dan mampu membuat perubahan. Seperti yang telah dikumandangkan oleh bapak reformasi kita Soekarno “JANGAN SEKALI-KALI MENINGGALKAN SEJARAHkarena segala yang terjadi sekarang tidak pernah lepas dari apa yang terjadi dahulu kala.
            Berbicara mengenai masalah oseanografi, hal ini tidak luput pula dari sejarah, sama dengan hal-hal lainnya. Oseanografi telah dikenal jauh lebih dulu sebelum Indonesia merdeka, pada masa kejayaan maritim nusantara oleh kerajaan Sriwijaya (abad 7-13), dan Majapahit (abad 13-14), penguasaan wilayah laut Indonesia telah ada ditangan kedua kerajaan besar ini pada masanya masing-masing, khususnya pada wilayah perairan Sumatera dan sekitarnya, hingga mencapai perairan Malasya dan lebih jauh lagi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penemuan-penemuan seperti ukiran perahu pada arca-arca yang menandakan bahwa pengetahuan akan kelautan telah berkembang sejak dahulu kala. Diketahui pula bahwa adanya Ekspedisi Samuderaraksa yang telah mengarumi berbagai lautan dimulai dari Benua Afrika hingga Asia tepatnya di Jakarta, Indonesia. Ekspedisi luar biasa ini dilakukan oleh pelaut asing yang menghasilkan peta jalur perairan hingga ke Indonesia.
            Memasuki abad-abad ekplorasi yaitu pada abad ke 15 sampai abad ke 17. Pelaut China yang bernama Cheng-Ho telah mengukir sejarah tentang dirinya yang telah megarumi lautan hingga ke Indonesia sebanyak tujuh kali pelayaran, hingga ia mampu megahsilkan peta navigasi perairan yang dilewatinya, juga telah memberi pengetahuan mengenai informasi geografi, kebudayaan, serta ilmu pengetahuan yang tidak hanya dalam dunia kelautan. Perkembangan jalur pelayaran, telah membawa para pelaut Eropa hingga ke pulau rempah-rempah yaitu Maluku, Indonesia, dimana juga meningkatkan sistem perdagangan dunia dan tidak terkecuali Indonesia. Akan tetapi tidak semulus yang dibayangkan, kegiatan perdagangan yang dilakukan justru membuka jalan pula bagi bengas lain megambil keuntungan lebih dari Indonesia, hingga kita kenal adanya penjajahan nusantara oleh bangsa Eropa.
            Perkembangan akan jalur perairan Nusantara semakin maju, dengan adanya peta navigasi jalur Nusantara oleh bangsa Eropa. Indonesia merupakan negara yang kaya akan alam dan lautnya sehingga sangat menarik perhatian dunia untuk menikmatinya, dan dengan semakin meningkatnya pengetahuan tentang jalur perairan dunia juga Indonesia saat itu yang mempermudah perjalanan bangsa lain untuk mencapai Nusantara. Selain itu ekspedisi kelautan ternyata sangat menarik perhatian para tokoh dahulu kala, karena ketika jalur telah diketahui maka akan mempermudah memperoleh kekayaan dunia dari begitu banyak daratan yang ditemui saat pelayaran, yang pada awalnya hanya sebagai tempat singgah, namun bidsa menjadi sumber pengahasilan dan ilmu baru untuk dunia. Seperti halnya dengan FERDINAND MAGELLAN kebangsaan Spanyol yang telah melakukan ekspedisi keliling dunia hingga tiba ke Maluku, Indonesia. JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN yang telah menulis buku INTINERARIO (1596) yang berisi tentang peta awal dan info strategis Nusantara. Juga CORNELIS DE HOUTMAN, yang telah berlayar hingga Banten, dan merupakan orang yang membuka jalan masuk bagi kekuatan Belanda yang akan menguasai Nusantara. Tahun 1596, pada masa ini dikenal istilah VOC yaitu merupakan ekplorasi dan pencarian jalur laut ke daerah-daerah baru, hingga pengembangan peta-peta laut Nusantara.
            Ketika mulai bangkitnya perhatian ilmiah ke perairan Nusantara, seiring dengan adanya peta terbaik dan tersempurna pada masa itu (1662) yaitu “Atlas Maior”. Pada masa itu (1652-1715) WILLIAM DAMPEIR yang merupakan sosok bajak laut yang cendekia, yang telah melakukan eksplorasi di Indonesia Timur, yang telah menulis banyak buku, dan karyanya memberi dampak positif dalam dunia kelautan, biologi, juga sastra dunia, juga merupakan penemu dari selat Dampeir (antara Sorong dan Pulau Waigeo, Indonesia). Tokoh lainnya GEORGIUS EVERHARDUS RUMPHIUS (1627-1702), yang merupakan perintis Biologi Laut Indonesia, yang pada saat itu ia bekerja di Ambon. Ia teah melahirkan karya besar seperti “D’AMBOINSCHE RARITEIT KAMER” (1705), dan “HERBARIUM AMBOINENSE” (1741-1750), hingga ia pun mendapat julukan sebagai “THE BLIND SEEER” (SI BUTA YANG BISA MELIHAT) karena sebagian karyanya ia selesaikan setelah ia mengalami kebutaan, dengan bantuan asistennya, juga pada saat itu ia yang melaporkan kejadian gempa bumi dan tsunami yang dahsyat yang telah meluluh lantahkan Ambon pada 17 Februari 1674. EKSPEDISI “CHALLENGER” (1872 – 1876) , yang merupakan peletak dasar Oseanografi modern. PIETER BLEEKER (1819 – 1878), juga merupakan tokoh yang telah elahirkan karya besar bagi perairan Indonesia, karya besarnya ATLAS ICHTYOLOGIQUE”  (1862 – 1878), yang terdiri dari 36 volume dengan lebih dari 1500 gambar dan dari kurang lebih 700 publikasinya terdapat sekitar 500 yang membahas mengenai ikan-ikan Indonesia, dimana ia mendeskripsikan 511 genus baru, dan 1952 spesies baru. ALFRED RUSSEL WALLACE (1854-1862) yang merupakan penemu garis Wallace, yang mengemukakan teori evolusi melalui mekanisme seleksi alam. Terdapat pula ekspedisi Siboga di Indonesia Timur yang pada saat itu dipimpin oleh Max Webber, yang menghasilkan penemuan yang lebih condog ke arah biologi laut-dalam perairan Indonesia Timur, yang menghasilkan pula lebih dari 130 monografi yang terbit dari tahun 1901 hingga 1982, juga ekpedisi Siboga menghasilkan peta batimeri Indonesia pertama. Ada pula WEBER & DE BEUFORT: “THE FISHES OF THE INDO-AUSTRALIAN ARCHIPELAGO”  (1911 – 1962) yang menata sekitar 3000 jenis ikan, juga ada ANNA WEBER VAN BOSSE, yang meupakan seorang perintis kajian algae di Indonesia yang mencatat 555 jenis algae di Indoensia.
            Masuk pada tahun 1900 hingga 1939 yang merupakan masa dimana penelitian akan laut mulai terarah dan melembaga di Indonesia. Yang ditandai dengan berdirinya VISSCHERIJ LABORATORIUM, juga LABORATORIUM VOOR HET ONDERZOEK DER ZEE, yang merupakan laboraturium laut pertama di daerah tropis. Hadirnya kapal riset pertama Indonesia yaitu GIER dan BRAK. Adanya para penemu-penemu baru seperti VENING MEINESZ yang diantara karyanya adalah ia melakukan penelitian gravitasi dengan menggunakan kapal selam. Adanya ekspedisi SNELLIUS I yang melahirkan jasa yang salah satunya yaitu peletakkan dasar yang kuat untuk oseanografi Indonesia dan dunia. H. C. DELSMAN (Direktur LOZ, 1922-1933)  yang merintis penelitian iktioplankton di Indoensia (1921-1938), hingga melahirkan karya besarnya yaitu FISH EGGS AND LARVAE OF THE JAVA SEA, yang menyebabkan ia dipandang sebagai bapak Iktioplankton Dunia.
            Selain masa aktifnya penelitian dan gencarnya penelitian-penelitian di Indonesia, ada pua masa dimana semua penelitian vakum, karena kejadian dahsyat Nagasaki dan Hirosima pada tahun 1939 hingga 1950. Hingga masuknya tahun 1950 hingga 1980 yang merupakan tahun kebangkitan oseanografi Indonesia yang ditandai dengan lahirnya oseanografer pertama Indonesia yaitu R.E.SOERIAATMADJA yang melakukan penelitian mengenai pemetaan sebaran salinitas perairan Nusantara, keikut sertaan kapal-kapal maskapi pelayaran, kapal djawatan pelayaran, pelabuhan, penjaga suar, hal itu semua olehnya dilakukan untuk mengambil sample salinitas secara teratur sepanjang tahun. Munculnya ekspedisi-ekspedisi yang dilakukan oleh tokoh Indonesia seperti adanya ekspedisi EKSPEDISI BARUNA (9 Mei s/d 27 Juli 1964) yang merupakan ekspedisi pertama dengan koordinasi nasional yang melibatkan tiga kapal yaitu “RI JALANIDHI”, “KM DJADAJAT” dan “RI TAMRAU”, dan seluruhnya merupakan kegiatan di kawasan Indonesia bagian Timur.
            Pada masa itu lahir pula perkembangan dan percepatan oseanografi  modern yang ditandai dengan adanya : kapal oseanografi dengan instrumen berbasis elektronik dan komputer, adanya GPS (Global Positioning System), Single Buoy Mooring, Argo Float, Submersible dan ROV, juga Satellite Oceanografi. Semua hal ini telah menunjukkan kemajuan pengetahuan akan oseanografi Indonesia, dan semua berlanjut dan semakin membaik hingga sekarang meskipun berbagai hambatan, halangan maupun rintangan terus ada namun sistem dan kemajuan teknologi saat ini sangat membantu perkembangan oseanografi Indonesia. Hingga saat ini pun alat-alat oseanografi telah berkembang pesat, dan semakin mempermudah kita dalam memajukan pengetahuan mengenai oseanografi Indonesia maupun dunia. Yang dimana alat-alat (instrumentasi) tersebut ada yang dalam bentuk konvensional/manual hingga yang modern.

Instrumen Alat Konvensional dan Modern
            Seiring dengan perkembangan jaman yang terus menunjukkan kemajuan, berdampak pada peningkatan penggunaan dan kualitas dari alat-alat, tipe, cara penggunaan, metode analisa, software yang digunakan juga semakin berkembang. Tidak terkecuali dalam bidang perikanan khususnya dalam bidang kelautan (Oceanography).
            Adapun semua alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kelautan/oseanografi itu disebut sebagai instrument, yang meliputi alat-alat konvensional seperti pH meter, mercury thermometer, secchi disk, serta current meter. Dan alat-alat modern yang meliputi digital CTD, Argos float, Satellite, Aqua Quality, dll. Semua alat-alat tersebut memiliki fungsi masing dalam bidangnya masing-masing. Seperti :
-          Untuk mengukur temperatur/suhu, secara konvensional dapat menggunakan mercury thermometer, yang dimana kerja dari alat ini sangat berpengaruh terhadap konduktivitas, Temperature (suhu), dan Depth (kedalaman). Secara modern pengukuran suhu dapat dilakukan dengan menggunakan Ship measurement (injection temperature), Satellite-sensed SST, Digital thermometer (RTM-4002, RTM-500/ digital reversing temperature), Digital CTD, dan ARGOS.
Adapun contoh gambar dari instrumentasi di atas antara lain :
1.      CTD
CTD bekerja dengan bantuan satelit, ketika CTD dimasukkan dalam perairan khususnya laut, maka data yang diinginkan mengenai kedalaman, konduktivitas, dll dapat dengan cepat diterima informasinya melalui satelit data receiver.

2.      Argos Float
Merupakan benda yang dirancang khsusus mengapung, sehingga dapat mendata keadaan arus perairan/laut dengan cepat dan cermat.


3.      pH meter
merupakan teknology baru dalam mengamati tingkat kadar keasaman suatu zat termasuk air, tanpa menggunakan kertas pH lagi. Ph meter pula dapat memberikan informasi nilai pH yang lebih akurat jika dibandingkan dengan menggunakan kertas pH, karena pengamatan terhadap kecocokan warna itu tergantung dari kemampuan penglihatan seseorang.

4.      Secchi disk
Merupakan alat konvensional yang digunakan dalam pengamatan kecerahan suatu perairan.

5.      DO meter
Digunakan dalam pengukuran jumlah kadar oksigen dalam suatu perairan. Sehingga dengan adanya alat ini tidak perl lagi melakukan pengamatan dengan titrasi, dsb.


6.      Current meter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur/mendeteksi keadaan arus perairan.

7.      Wave recorder
Adalah alat yang digunakan untuk merekan kekuatan dan kecepatan gelombang, tiap satuan waktu yang ditentukan.
                                         

8.      Tide gauge
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pasang surut. Ada dua jenis tide gauge yang dapat digunakan yaitu :
                                                       
9.      AAQ (Aqua Quality)
Adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kualitas dari suatu perairan, dengan cara alat ini dapat memebrikan data secara langsung bagaimana kondisi suatu perairan/laut ditinjau dari berbagai aspeknya yang mendukung.

10.  DART
Merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi potensi terjadinya tsunami pada suatu daerah. Dengan bantuan satelit, maka potensi tersebut dapat dengan cepat terdeteksi.
.

No comments:

Post a Comment