Pengaruh Kualitas Air Terhadap Tingkat Kesegaran Ikan
Tingkat kesegaran ikan merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas ikan itu sendiri, tidak
terkecuali bagi ikan yang cepat mengalami pembusukan maupun ikan yang tergolong
lama mengalami pembusukan, karena ketika ikan mendapatkan penanganan mulai dari
ketika ikan diangkat dari laut, diatur, dibersihkan dan sebagainya, ikan sudah
mengalami perbedaan situasi dalam tubuhnya, baik dalam tingkat stres, sistem
metabolismenya, perbedaan suhu lingkungan, dan sebagainya yang semua dapat
memacu terhadap kebusukan atau penurunan kualitas ikan itu sendiri. Sehingga
penanganan yang baik perlu dilakukan dengan cepat, cermat dan hygiene. Kenapa
harus cepat.? Karena mengingat keadaan ikan yang tidak bisa dipastikan apakah
ikan dalam keadaan yang baik dan normal sehigga kita bisa memastika ikan jenis
A dan B mampu bertahan hingga waktu tertentu sebelum diberi tindakan. Kenapa
harus cermat.? Karena ketidak cermatan penanganan akan mengakibatkan kesalahan
terjadi dan akan berakibat pula pada cepatnya proses kemunduran ikan, dan
otomatis akan mengurangi kualitas dari ikan itu sendiri. Kenapa harus hygiene.?
Pentingnya hygiene selama proses penanganan ikan di kapal oleh FAO (1995) dalam
Supriyanto (2010), telah banyak di uji pada beberapa percobaan yang mneerapkan
standar higienis. Kualtas dan daya awet ikan dengan penanganan secara aseptik
(ikan dies dalam wadah plastik yang bersih menggunakan es yang bersih) telah
dibanding dengan ikan yang diperlakukan buruk penanganannya (dies dalam wadah
kayu yang kotor).
Dalam
Trobos (2006), menyatakan bahwa Ammonium tidak bersifat
toksik bagi ikan, sebaliknya ammonia yang tak terionisasi (NH3) yang akan
bersifat toksik, prosentase NH3 dipengaruhi oleh suhu dan pH, dimana semakin
tinggi suhu dan pH maka prosentase NH3 semakin tinggi. Meskipun mekanismenya
belum diketahui secara pasti tetapi secara fisiologis bahaya ammonia
bagi ikan yaitu pada saat kandungan ammonia di air meningkat, maka ekskresi
ammonia oleh ikan akan menurun sehingga terjadi peningkatan kadar ammonia dalam
jaringan dan darah ikan. Ammonia juga meningkatkan konsumsi oksigen
oleh jaringan tubuh ikan, insang, serta menurunkan kemampuan darah untuk
mentransportasikan oksigen. Secara histologi terjadi perubahan pada ginjal,
limfa, thyroid dan darah. Ekspos ammonia secara kronis bisa menurunkan
pertumbuhan dan peka terhadap penyakit. Tingginya kandungan ammonia di
air juga mempengaruhi permeabilitas ikan serta menurunkan
konsentrasi ion internal. Dimana hewan-hewan laut memiliki persamaan osmotik
dengan lingkungannya, sehingga mudah melepaskan ammonia terlarut dengan proses
difusi yang sederhana. Sebaliknya hewan-hewan air tawar hidup dalam lingkungan
yang hipotonik, sehingga akibat tekanan osmotik yang berbeda air akan masuk ke
dalam sistem tubuh. Waste (termasuk ammonia) akan dikeluarkan dari tubuh dengan
sistem pemompaan oleh tubuh, hal ini merupakan masalah terutama bagi ikan
budidaya air tawar.
No comments:
Post a Comment